Andai saja Yogi mau mematenkan hasil temuannya, mungkin ia akan mendapat uang yang sangat besar. Tapi ilmuan muda bernama lengkap Yogi Ahmad Erlangga menolaknya. Mematenkan temuan ini justru akan menghambat perkembangan ilmu pengetahun selanjutnya.
“Saya ingin temuan ini
dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, karena ituhak manusia. Hak ini bisa dijamin jika ilmu
dimiliki publik dan bersifat open source ” kata Yogi merendah, saat
menerima penghargaan Ahmad Bakrie ke X untuk kategori ilmuan
berprestasi.
Temuan putra Indonesia ini terbilang mencengangkan
dunia ilmu pengetahuan. Khususnya bidang matematika yang selama 30 tahun
belum terpecahkan. Pria kelahiran Tasikmalaya, 8 Oktober 1974 yang kini
dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil memecahkan persamaan
matematika Helmholtz melalui riset Ph.D-nya, Yogi berhasil memecahkan
rumus persamaan Helmholtz, menjadi persamaan linear aljabar biasa, pada
Desember 2005.
Setelah Yogi memecahkan persamaan Helmholtz yang
selama ini justru banyak dihindari oleh para ilmuwan, perusahaan minyak
bisa 100 kali lebih cepat dalam melakukan pencarian minyak dari
sebelumnya.Tidak hanya itu, dari kebutuhan hardware-pun, industri minyak
bisa mereduksi sekitar 60 persen dari hardware yang biasanya.
Sebagai
contoh, program tiga dimensi yang sebelumnya diselesaikan dengan 1.000
komputer, dengan dipecahkannya rumus Helmholtz oleh Yogi, bisa
diselesaikan hanya dengan 300 komputer. Selain untuk menemukan
sumber minyak, keberhasilan persamaan Helmholtz ini juga bisa
diaplikasikan dalam industri lainnya yang berhubungan dengan gelombang.
Persamaan ini digunakan untuk mendeskripsikan perilaku gelombang secara
umum.Industri yang bisa mengaplikasikan rumus ini antara lain industri
radar, penerbangan, kapal selam, penyimpanan data dalam blue ray disc
(keping DVD super yang bisa memuat puluhan gigabyte data), dan aplikasi
pada laser.
Indonesia harus berbangga memiliki anak muda seperti
Yogi yang kiprahnya di jagat iptek dunia sangat dihormati. Temuan putra
bangsa berbakat dari berbagai jagat ilmu, harus dihargai dan diwadahi,
demi kemajuan iptek di Tanah Air.
Yogi yang mengaku pelaku dan
penikmat seni, setelah menamatkan di Jurusan Tehni penerbangan ITB
melanjutkan program master di Jurusan Penerbangan Technical University
Delf, Belanda, lulus dengan predikat cum laude. Thesis S3 yang disusun
di Jurusan Matematika kampus yang sama di Delf, terpilih sebagai thesis
terbaik di Belanda oleh MNC tahun 2005 dan best PhD thesis nominee di
Eropa oleh ECCOMAS.
Sosok yang sangat santun ini masih memendam
obsesi yang belum tercapai. Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan
Mohamad Isis dan Euis Aryati ini, ingin melihat bangsa Indonesia maju.
Semoga…… Red (sumber : Koran Jakarta)
Sumber :
Koran Jakarta
juaranews.com
Posting Komentar