Tampilkan postingan dengan label Biography. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Biography. Tampilkan semua postingan
Yayathieya
Selamat Ulang Tahun!
25 yo!
Doanya apa... doa yang baik-baik ya..
Semoga bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi ya,, taat sama Allah dan Ortu..
Keep Istiqomah!
Lulus dan Menikah!
Just it..
Aamiin
Yayathieya



Andai saja Yogi mau mematenkan hasil temuannya, mungkin ia akan mendapat uang yang sangat besar. Tapi ilmuan muda bernama lengkap Yogi Ahmad Erlangga menolaknya. Mematenkan temuan ini justru akan menghambat perkembangan ilmu pengetahun selanjutnya.

“Saya ingin temuan ini dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena ituhak manusia. Hak ini bisa dijamin jika ilmu dimiliki publik dan bersifat open source ” kata Yogi merendah, saat menerima penghargaan Ahmad Bakrie ke X untuk kategori ilmuan berprestasi.

Temuan putra Indonesia ini terbilang mencengangkan dunia ilmu pengetahuan. Khususnya bidang matematika yang selama 30 tahun belum terpecahkan. Pria kelahiran Tasikmalaya, 8 Oktober 1974 yang kini dosen Institut Teknologi Bandung (ITB) berhasil memecahkan persamaan matematika Helmholtz melalui riset Ph.D-nya, Yogi berhasil memecahkan rumus persamaan Helmholtz, menjadi persamaan linear aljabar biasa, pada Desember 2005.

Setelah Yogi memecahkan persamaan Helmholtz yang selama ini justru banyak dihindari oleh para ilmuwan, perusahaan minyak bisa 100 kali lebih cepat dalam melakukan pencarian minyak dari sebelumnya.Tidak hanya itu, dari kebutuhan hardware-pun, industri minyak bisa mereduksi sekitar 60 persen dari hardware yang biasanya.

Sebagai contoh, program tiga dimensi yang sebelumnya diselesaikan dengan 1.000 komputer, dengan dipecahkannya rumus Helmholtz oleh Yogi, bisa diselesaikan hanya dengan 300 komputer. Selain untuk menemukan sumber minyak, keberhasilan persamaan Helmholtz ini juga bisa diaplikasikan dalam industri lainnya yang berhubungan dengan gelombang. Persamaan ini digunakan untuk mendeskripsikan perilaku gelombang secara umum.Industri yang bisa mengaplikasikan rumus ini antara lain industri radar, penerbangan, kapal selam, penyimpanan data dalam blue ray disc (keping DVD super yang bisa memuat puluhan gigabyte data), dan aplikasi pada laser.

Indonesia harus berbangga memiliki anak muda seperti Yogi yang kiprahnya di jagat iptek dunia sangat dihormati. Temuan putra bangsa berbakat dari berbagai jagat ilmu, harus dihargai dan diwadahi, demi kemajuan iptek di Tanah Air.

Yogi yang mengaku pelaku dan penikmat seni, setelah menamatkan di Jurusan Tehni penerbangan ITB melanjutkan program master di Jurusan Penerbangan Technical University Delf, Belanda, lulus dengan predikat cum laude. Thesis S3 yang disusun di Jurusan Matematika kampus yang sama di Delf, terpilih sebagai thesis terbaik di Belanda oleh MNC tahun 2005 dan best PhD thesis nominee di Eropa oleh ECCOMAS.

Sosok yang sangat santun ini masih memendam obsesi yang belum tercapai. Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Mohamad Isis dan Euis Aryati ini, ingin melihat bangsa Indonesia maju. Semoga…… Red (sumber : Koran Jakarta)



Sumber :
Koran Jakarta
juaranews.com


 
Yayathieya


Satu lagi peneliti Indonesia yang telah menorehkan prestasi di kancah internasional. Dia adalah Prof. Dr. Khoirul Anwar, penemu dan sekaligus pemilik paten teknologi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Temuannya ini kemudian mendapatkan penghargaan Best Paper untuk kategori Young Scientist pada Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC) 2010-Spring yang digelar 16-19 Mei 2010, di Taiwan. Kini hasil temuan yang telah dipatenkan itu digunakan oleh sebuah perusahaan elektronik besar asal Jepang.
 
Dosen sekaligus peneliti yang bekerja di laboratoriom Information Theory and Signal Processing, Japan Advanced Institute of Science and Technology, di Jepang ini adalah lulusan dari Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Bandung dengan predikat cum laude di tahun 2000. Ia kemudian meraih gelar master dari Nara Institute of Science and Technology (NAIST) pada tahun 2005 dan gelar doktor pada tahun 2008 di kampus yang sama. Pada tahun 2006, ia juga pernah menerima IEEE Best Student Paper Award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS), di California. Khoirul juga mendapat penghargaan bidang Kontribusi Keilmuan Luar Negeri oleh Konsulat Jenderal RI Osaka pada tahun 2007.
Putra dari pasangan (almarhum) Sudjianto dengan Siti Patmi itu, tak pernah lupa dengan asalnya. Hasil royalti paten pertamanya itu ia berikan untuk ibunya yang kini hidup bertani di Kediri. Khoirul lahir pada 22 Agustus 1978  di Kediri, Jawa Timur. Ayahnya meninggal karena sakit saat ia baru lulus SD tahun 1990. Ibunyalah kemudian yang berusaha keras menyekolahkannya. Untuk menyelesaikan S1 nya,  ia berhasil mendapatkan beasiswa selama 4 tahun secara berturut-turut. Bahkan ia berhasil mendapatkan beasiswa S2 dari Panasonic, dan beasiswa S3 dari perusahaan Jepang. 

Bersama istrinya, Sri Yayu Indriyani dan tiga putra tercintanya, Khoirul tinggal di Nomi, Ishikawa, tak jauh dari tempat kerjanya. Meski berprestasi cemerlang di Jepang, namun Khoirul menyimpan keinginan untuk kembali ke Indonesia suatu hari nanti.


Sumber :
www.engineeringtown.com



Yayathieya


Indonesia memiliki banyak ilmuwan handal, salah satunya adalah Warsito Purwo Taruno. Pria kelahiran Karanganyar, 15 Mei 1967, ini berhasil menciptakan alat pembasmi kanker otak dan kanker payudara. Warsito kecil tak pernah membayangkan bisa menemukan alat kesehatan mutakhir. Anak keenam dari delapan bersaudara ini gemar bermain di sawah dan memelihara terbak di masa kecilnya. Sebagai anak desa, prestasi Warsito kecil cukup menonjol di antara teman-temannya karena ia gemar membaca.

Prestasi cemerlang Warsito Purwo Taruno semakin terlihat ketika menuntut ilmu di SMA 1 Karanganyar. Tahun 1986, Warsito berhasil diterima sebagai mahasiswa di Jurusan Teknik Kimia, Universitas Gadjah Mada. Belum sampai hitungan bulan kuliah di UGM, Warsito mendapatkan beasiswa ke Jepang, tepatnya di Tokyo International Japanese School. Lulus tahun 1988, Warsito langsung melanjutkan studi di jurusan Chemical Engineering, Shizouka University, yang diselesaikannya pada tahun 1992. Warsito masih menuntut ilmu Electronic Science and Technology di universitas yang sama hingga mendapatkan gelar M.Eng pada tahun 1994 dan gelas Ph.D pada tahun 1997.

Sejak tahun 1991, Warsito tertarik dengan tomografi dan melakukan riset tentang zat yang bisa tembus padang pada sebuah objek. Warsito kemudian melakukan riset penciptaan teknologi yang mampu melihat tembus dinding reaktor yang terbuat dari baja di Laboratorium of Molecular Transport dibantu oleh Profesor Shigeo Uchida. Tahun 1999, Warsito menerima tawaran kerjasama dengan Profesor Liang-Shih Fan yang ditemuinya dalam sebuah konferensi di Belanda. Mereka kemudian bekerjasama untuk mengembangkan riset tomografi volumetrik di Laboratorium Industrial Research Consortium, Ohio State University.

Sekembalinya ke Indonesia, Warsito mendirikan Center fo Tomography Research Laboratory (CTECH Labs) Edwar Technology di Tangerang, Banten. Meskipun hanya menggunakan ruko dua lantai sederhana, CTECH Labs merupakan pusat riset dan produksi sistem tomografi 4 Dimensi yang pertama di dunia. Lantai pertama digunakan untuk warnet dan lantai dua digunakan untuk laboratorium. Di laboratorium inilah, Warsito menciptakan teknologi Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT). Namun Warsito sempat terpukul ketika komputer dan laptopnya tersambar petir sehingga semua hasil risetnya hilang begitu saja.

Tak perlu waktu lama bagi Warsito untuk bangkit, perlahan-lahan ia buka lagi arsip risetnya dari awal. Dengan perjuangannya, akhirnya Warsito berhasil menciptakan prototipe pemindai 4 Dimensi pertama dunia pada tahun 2004. Warsito juga mengurus paten dari karyanya itu ke WIPO dan sudah mendapatkan paten No. 60/664,026 tahun 2005 dan No. 60/760,529 tahun 2006. Meskipun baru dalam bentuk prototipe, sejumlah perusahaan minyak Amerika dan lembaga antariksa NASA sudah mengincar temuan Warsito itu. Teknologi ECVT ini terbukti mengungguli kemampuan CT Scan dan MRI yang selama ini menjadi andalan teknologi kesehatan.

Sampai saat ini, CTECH Labs Edwar Technology terus mengembangkan teknologi tomografi volumetrik untuk aplikasi berbagai bidang, salah satunya di bidang kesehatan. Alat terbaru yang diciptakan Warsito adalah alat pembasmi kanker otak dan kanker payudara. Alat ECVT terdiri dari empat perangkat yaitu brain activity scanner, breast activity scanner, brain cancer electro capacitive therapy, dan brain cancer electro capacitive therapy. Warsito sudah membuktikan keampuhan alat ECTV ini pada kakak perempuannya yang menderita kanker payudara Stadium IV. Setelah melakukan terapi dengan alat ECTV, beberapa bulan kemudian kakaknya itu dinyatakan bersih dari sel kanker.

Keberhasilan Warsito dalam menemukan alat ECTV ini mendapatkan apresiasi dari banyak pihak. Tahun 2006, Warsito terpilih menjadi salah satu dari “10 Tokoh yang Mengubah Indonesia”. Tahun 2008, nama Warsito masuk dalam daftar “100 Tokoh Kebangkitan Nasional versi Majalah Gatra”. Tahun 2009, Warsito memperoleh penghargaan Achmad Bakrie Award. Di ranah politik, Warsito juga tercatat sebagai Majelis Pertimbangan Pusat Partai Keadilan Sejatera di mana ia duduk di Komisi Kebijakan Publik.




Sumber :
www.tokohindonesia.com
www.tokohtokoh.com
munsypedia.blogspot.com



Yayathieya
Ini loch orangnya tokoh dibalik Spongebob :)

Stephen McDannell Hillenburg dilahirkan pada tanggal 21 Agustus 1961 di Amerika Serikat. Dia merupakan animator, penulis, produsen, aktor, pengisi suara aktor, dan direktur Amerika Serikat yang paling diketahui karena membuat seri animasi SpongeBob SquarePants. Dia saat ini memiliki perusahaan produksi sendiri, United Plankton Pictures. Dia juga penulis Mother Goose and Grimm dan Rocko's Modern Life. Setelah lulus Savanna High School di Anaheim, California, Hillenburg terdaftar di Universitas Humboldt State dan pada 1984 dia dapat gelar di bagian perencanaan dan interpretasi sumber daya alam, dengan tekanan di bagian sumberdaya laut. Pada 1992, dia memperoleh Master of Fine Arts di animasi eksperimental dari Institut Seni California.

Hillenburg menjadi guru biologi laut di tempat yang sekarang Orange County Ocean Institute. Dia bekerja sebagai ahli biologi laut dari 1984–1987. Pada 1987 Hillenburg memutuskan berkarir di bagian animasi, gairahnya yang kedua seumur hidup. Dia membuat beberapa film pendek, dua di antaranya diberikan dan dimainkan dalam festival film animasi internasional. Dua film pendeknya The Green Beret (1991) dan Wormholes (1992) menjadi populer di beberapa festival film.


Ketika masih berada di sekolah animasi, Hillenburg mendapat pekerjaan di seri TV anak-anak Mother Goose & Grimm dari 1991 sampai 1993. Ketika menghadiri Insitut Seni California, dia membuat film yang bernama 'Wormholes' (yang didanai oleh Princess Grace Foundation). Hillenburg ditampilkan filmnya di berbagai festival animasi. Joe Murray, pembuat Rocko's Modern Life, bertemu Hillenburg saat festival animasi dan menanyakan kepada Hillenburg apakah ia akan menjadi sutradara di acara, dia setuju. Hillenburg bergabung dengan seri animasi Nickelodeon sebagai penulis, produser, dan storyboard. Ketika bekerja di Rocko's Modern Life, Hillenburg berteman dengan Tom Kenny, Doug Lawrence, Martin Olson, Paul Tibbit dan beberapa orang lain. Dia sekarang tinggal di San Marino, California.



Pada 1989 di Insitut Seni California, Hillenburg menulis buku komik berjudul "The Intertidal Zone" tentang mahkluk-makhluk laut. Komik "diselenggarakan" oleh spons, Hillenburg awalnya menggambarnya sebagai spons alami tapi diubah menjadi spons kotak karena tampak lucu. Dia menunjukkannya ke Martin Olson, teman dan penulis komedi yang bekerja di Rocko's Modern Life. Olson menyukainya dan mengusulkan Hillenburg menulis seri kartun yang berada di bawah laut. Ketika Rocko's Modern Life berakhir pada tahun 1996, Hillenburg mulai mengembangkan konsepnya, dan pada tahun 1997 dia bekerja sama dengan beberapa mantan rekan-rekannya di "Rocko" untuk merancang latar belakang acara dan karakter.

Pada 1998, Hillenburg bernada acara untuk Nickelodeon, menggunakan akuarium, model karakter, lagu tema dan storyboard akan menjadi episode pilot, "Help Wanted". Nama karakter utama awalnya adalah "Sponge, the Boy", tapi karena nama itu berhak cipta, dia mengubahnya menjadi SpongeBob. Hillenburg menggunakan beberapa konsep yang telah diciptakan untuk Rocko's Modern Life di SpongeBob. Contohnya dia mengunakan cuplikan pendek cuplikan live action. Eksekutif Nickelodeon membeli lapangan dan seri dimulai pada tanggal 1 Mei 1999, dan episode berikut mulai ditayangkan pada tanggal 17 Juli 1999.


The SpongeBob SquarePants Movie dirilis si Amerika Serikat tanggal 19 November 2004. Ini mendapat ulasan yang umumnya baik dari kritikus dan berhasil meraup lebih dari $ 140.000.000 di seluruh dunia. Film dimaksudkan untuk menjadi akhir seri, dan pencipta Hillenburg mengumumkan bahwa ia akan mengundurkan diri dan memberi surat ke Tim Hill. Bagaimanapun, pada 2005, diumumkan bahwa SpongeBob akan dilanjutkan dengan musim keempat pada bulan Mei. Stephen Hillenburg dikabarkan telah meninggalkan seri, namun ia tidak benar-benar meninggalkannya tapi masih berfungsi sebagai produser eksekutif untuk pertunjukan.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Stephen_Hillenburg
Yayathieya
SOE HOK GIE (GIE).

Name : Soe Hok Gie.
Nickname : Gie
Birthdate : December, 17th 1942.
College : University Of Indonesia, Fakultas Sastra (FSUI), Jurusan Sejarah (1962-1969).

Soe Hok Gie (lahir di Djakarta, 17 Desember 1942 – meninggal di Gunung Semeru, 16 Desember 1969 pada umur 26 tahun) adalah salah seorang aktivis Indonesia dan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sejarah tahun 1962–1969.

Soe Hok Gie menamatkan pendidikan SMA di Kolese Kanisius. Nama Soe Hok Gie adalah dialek Hokkian dari namanya Su Fu-yi dalam bahasa Mandarin (Hanzi: 蘇福義). Leluhur Soe Hok Gie sendiri adalah berasal dari provinsi Hainan, Republik Rakyat Cina.

Ia adalah seorang anak muda yang berpendirian yang teguh dalam memegang prinsipnya dan rajin mendokumentasikan perjalanan hidupnya dalam buku harian. Buku hariannya kemudian diterbitkan dengan judul Catatan Seorang Demonstran (1983).

Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan. Dia adik kandung Arief Budiman atau Soe Hok Djin, dosen Universitas Kristen Satya Wacana yang juga dikenal vokal dan sekarang berdomisili di Australia.

Hok Gie dikenal sebagai penulis produktif di beberapa media massa, misalnya Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya. Sekitar 35 karya artikelnya (kira-kira sepertiga dari seluruh karyanya) selama rentang waktu tiga tahun Orde Baru, sudah dibukukan dan diterbitkan dengan judul Zaman Peralihan (Bentang, 1995).

Juga skripsi sarjana mudanya perihal Sarekat Islam Semarang, tahun 1999 diterbitkan Yayasan Bentang dengan judul Di Bawah Lentera Merah. Sebelumnya, skripsi S1-nya yang mengulas soal pemberontakan PKI di Madiun, juga sudah dibukukan dengan judul Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan (Bentang, 1997).

Sebagai bagian dari aktivitas gerakan, Soe Hok Gie juga sempat terlibat sebagai staf redaksi Mahasiswa Indonesia, sebuah koran mingguan yang diterbitkan oleh mahasiswa angkatan 66 di Bandung untuk mengkritik pemerintahan Orde Lama.

Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis.

Soe Hok Gie adalah Orang keturunan China yang lahir pada 17 Desember 1942. Seorang putra dari pasangan Soe Lie Pit —seorang novelis— dengan Nio Hoe An. Soe Hok Gie adalah anak keempat dari lima bersaudara keluarga Soe Lie Piet alias Salam Sutrawan, Soe Hok Gie merupakan adik dari Soe Hok Djie yang juga dikenal dengan nama Arief Budiman.


Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta. Menurut seseorang peneliti, sejak masih Sekolah Dasar (SD), Soe Hok Gie bahkan sudah membaca karya-karya sastra yang serius, seperti karya Pramoedya Ananta Toer. Mungkin karena Ayahnya juga seorang penulis, sehingga tak heran jika dia begitu dekat dengan sastra.

Sesudah lulus SD, kakak beradik itu memilih sekolah yang berbeda, Hok Djin (Arief Budiman) memilih masuk Kanisius, sementara Soe Hok Gie memilih sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Strada di daerah Gambir. Konon, ketika duduk di bangku ini, ia mendapatkan salinan kumpulan cerpen Pramoedya: “Cerita dari Blora” —bukankah cerpen Pram termasuk langka pada saat itu?

Pada waktu kelas dua di sekolah menangah ini, prestasi Soe Hok Gie buruk. Bahkan ia diharuskan untuk mengulang. Tapi apa reaksi Soe Hok Gie? Ia tidak mau mengulang, ia merasa diperlakukan tidak adil. Akhirnya, ia lebih memilih pindah sekolah dari pada harus duduk lebih lama di bangku sekolah. Sebuah sekolah Kristen Protestan mengizinkan ia masuk ke kelas tiga, tanpa mengulang.

Selepas dari SMP, ia berhasil masuk ke Sekolah Menengan Atas (SMA) Kanisius jurusan sastra. Sedang kakaknya, Hok Djin, juga melanjutkan di sekolah yang sama, tetapi lain jurusan, yakni ilmu alam.

Selama di SMA inilah minat Soe Hok Gie pada sastra makin mendalam, dan sekaligus dia mulai tertarik pada ilmu sejarah. Selain itu, kesadaran berpolitiknya mulai bangkit. Dari sinilah, awal pencatatan perjalanannya yang menarik itu; tulisan yang tajam dan penuh kritik.

Ada hal baik yang diukurnya selama menempuh pendidikan di SMA, Soe Hok Gie dan sang kakak berhasil lulus dengan nilai tinggi. Kemuidan kakak beradik ini melanjutkan ke Universitas Indonesia. Soe Hok Gie memilih ke fakultas sastra jurusan sejarah , sedangkan Hok Djin masuk ke fakultas psikologi.

Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru.

Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.

Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung Slamet 3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya, “Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”.

Pemikiran dan sepak terjangnya tercatat dalam catatan hariannya. Pikiran-pikirannya tentang kemanusiaan, tentang hidup, cinta dan juga kematian. Tahun 1968 Gie sempat berkunjung ke Amerika dan Australia, dan piringan hitam favoritnya Joan Baez disita di bandara Sydney karena dianggap anti-war dan komunis. Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya.

Bersama Mapala UI Gie berencana menaklukkan Gunung Semeru yang tingginya 3.676m. Sewaktu Mapala mencari pendanaan, banyak yang bertanya kenapa naik gunung dan Gie berkata kepada teman-temannya:

“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”

8 Desember sebelum Gie berangkat sempat menuliskan catatannya: “Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.” Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis. Selanjutnya catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan dengan meninggalnya Gie di puncak gunung tersebut.



24 Desember 1969 Gie dimakamkan di pemakaman Menteng Pulo, namun dua hari kemudian dipindahkan ke Pekuburan Kober, Tanah Abang. Tahun 1975 Ali Sadikin membongkar Pekuburan Kober sehingga harus dipindahkan lagi, namun keluarganya menolak dan teman-temannya sempat ingat bahwa jika dia meninggal sebaiknya mayatnya dibakar dan abunya disebarkan di gunung. Dengan pertimbangan tersebut akhirnya tulang belulang Gie dikremasi dan abunya disebar di puncak Gunung Pangrango.

Beberapa quote yang diambil dari catatan hariannya Gie:

“Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.”

“Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras … diusap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil … orang-orang seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur.”

“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan…”

Selain Catatan Seorang Demonstran, buku lain yang ditulis Soe Hok Gie adalah Zaman Peralihan, Di Bawah Lentera Merah (yang ini saya belum punya) dan Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan serta riset ilmiah DR. John Maxwell Soe Hok Gie: Pergulatan Intelektual Muda Melawan Tirani.



Yayathieya
Hay guys,,

Who is Maddi Jane???
Ayo ada yang tau gak,,,, emmm berawal dari cwo gue yang lagi browsing2 via youtube.... semoga gak telat yah kita ngomongin maddi Jane.... :)




Gue                : Itu siapa? Lucu deh, suaranya bagus banget sih?
Cwo gue        : Ini adik aku... hehehhe
Gue               : Ih serius juga,,, huh
Cwo Gue       : Ini Maddi Jane.... keren yah.... :)

Dan gue coba cari nih, tentang profilnya. Nah, ini dia profilnya...

Pada usia yang masih beranjak 13 tahun, Maddi Jane sudah menghentak dunia musik online dengan lagu-lagunya yang menakjubkan lewat Youtube. Maddi Jane (lahir ca. 1998) adalah seorang penyanyi terkenal karena penampilannya di YouTube. Dia adalah seorang penulis lagu, artis rekaman yang posting lagu-lagu asli dan lagu-lagu cover version. lagu yang dinyanyikan adalah lagu-lagu dari Adele dan Jessie.

Dia tinggal dan bernyanyi di Chicago, IL. Pada 3 Juni 2011, ia menempati peringkat keempat pada deretan artis pendatang baru dalam daftar artis Billboard . Dia muncul di The Ellen DeGeneres Show pada tanggal 12 Mei 2010. Videonya di Youtube telah disaksikan 17 juta kali, maka pasti ada yang istimewa dari talenta yang dimiliki gadis berusia 13 tahun ini.
Saat ini dia terus meng upload video-video dalm lagu-lagu cover versionnya, dan hal ini membuat Maddi Jane begitu populer, sampai akhirnya dia akan kembali mengupload video dengan lagu-lagu aslinya. Tentunya ini pun akan ditunggu oleh banyak penggemarnya.

Dengan kemunculan Maddi Jane satu lagi artis yang muncul di usia belia melalui You tube setelah Justin Bieber dan Greyson Chance.

Yang gue paling suka, pas dia nyanyiin lagu Skyscraper... :)

Nih gue kasih liriknya

Maddi Jane Skyscraper Lyric

skies are crying, i am watching
catching teardrops in my hands
only silence, as its ending, like we never had a chance.
do you have to make me feel like there’s nothing left of me?


you can take everything i have
you can break everything i am
like i’m made of glass
like i’m made of paper
and go on and try to tear me down
but i will be rising from the ground
like a skyscraper, like a skyscraper

as the smoke clears
i awaken and untangle you from me
would it make you feel better to watch me while i bleed
all my windows still are broken but i’m standing on my feet

you can take everything i have
you can break everything i am
like i’m made of glass
like i’m made of paper
and go on and try to tear me down
but i will be rising from the ground
like a skyscraper, like a skyscraper

go run run run, i’m gonna stay right here
watch you disappear, yeah
go run run run, yeah, it’s a long way down
but i’m closer to the clouds up here

you can take everything i have
you can break everything i am
like i’m made of glass
like i’m made of paper
and go on and try to tear me down
but i will be rising from the ground
like a skyscraper, like a skyscraper
like a skyscraper, like a skyscraper
like a skyscraper


Kalo mau download disini aja Maddi Jane Skycraper