Yayathieya
M
enjelang akhir SMU, saat tiba waktunya mulai memikirkan unversitas mana yang kira-kira aku kuminati, hanya ada satu hal dipikiranku: aku ingin bebas dari seragam sekolahku dan hidup mandiri. Aku anak sulung dari tiga bersaudara, dan mulai merasakan dorongan untuk mandiri, bahwa aku siap mengatur hidupku sendiri. Berbicara soal universitas yang kuminati, berulang kali aku mengikuti ujian seleksi mahasiswa baru di beberapa universitas negeri. Sayangnya takdir berkata lain, berulang kali aku mengikuti ujian itu berulang kali samanya aku gagal juga, hehehhe… Sempat sih ngerasa down, tapi tidak sampai melemahkan semangatku untuk terus melanjutkan pendidikanku ke jenjang yang lebih tinggi, walau akhirnya aku harus masuk akademi swasta ternama di Jakarta. Sempat mendapat olok-olok juga dari teman-teman SMUku, mereka mengejekku karena aku masuk kampus yang menurut mereka itu adalah kampus ecek-ecek. Ya mau gimana lagi pikirku, toh dana kuliahku pas-pas’an. Smua ini aku terima dengan lapang dada dan tetap saja tidak melemahkan semangatku untuk terus belajar. Mulai saat itu terserah sajalah kalian mau bilang apa kek, aku nggak peduliin. Aku tetap bangga karena sudah menjadi mahasiswa, masih banyak temanku yang tidak melanjutkan kuliah. Aku tetap bersyukur bisa menjadi mahasiswa dari kampus ecek-ecek.

Suara kicau burung di pagi hari, terdengar menembus langit-langit. Aku masih terbaring, malas untuk bangun. Tapi sepertinya bila aku terus tertidur, matahari akan marah padaku. Aku mencoba untuk tidur kembali, tapi tak kuasa menahan sinar matahari yang terus berbayang-bayang di wajahku. Baiklah.. Aku menyerah dan aku bangun. Indahnya pagi beserta cahaya matahari juga mulai menyentuh seluruh isi ruangan kamarku yang cukkup besar. Aku harus bersiap-siap untuk mandi karena ini adalah hari pertama aku menjadi seorang mahasiswa. Senangnya hatiku.

“Uohhhh….” Teriakku sambil menguap.

Akhirnya aku kuliah juga, menjadi seorang mahasiswa itu salah satu impianku. Hari ini aku mengenakan pakaian seragam hitam putih. Maklum saja awal pertama masuk kuliah untuk kegiatan akademik yakni orientasi mahasiswa.

“Maaf pak, ruang ruang 305 dimana ya..?” Tanya ku pada salah satu satpam yang berdiri di bawah tangga.

“Oh.. kamu naik aja ke lantai 3 ya, nanti kamu cari ruang kelasnya ada di situ kok,” jawab pak satpam.

“Terima kasih.” Ujarku singkat.

Naik ke lantai 3, capek juga dan membuatku engos-engosan. Sempat kaget pas sampai di lantai 3, sungguh ramai sekali dengan orang-orang yang sama denganku, sama-sama mengenakan seragam hitam putih. Lantas kucari dimana ruang 305. Melihat kea rah pintu masing-masing kelas karena dipintunya ditempel nomor ruangnya. Wah..akhirnya ketemu juga ruangnya. Berada dipaling ujung koridor. Tanpa sungkan aku pun mengetuk pintu dan membukanya. Terdengar suara lembut yang menyuruhku untuk masuk dan segera duduk disalah satu kursi yang telah disediakan dan aku pun memilih untuk duduk di tengah-tengah barisan.
“Wah…banyak sekali yah orang-orang yang berada diruangan ini. Apa mereka semua teman-teman sekelasku nantinya? Wah kalau begitu benar juga apa yang dikatakan salah seorang tetanggaku yang sudah satu tahun menjadi mahasiswa di kampus ini dan dia mengatakan bahwa kampusku ini adalah kampus sejuta umat. Emmm,,,tapi tidak masalah bagiku, banyak teman itu lebih baik kan? Yang jadi masalahnya adalah apa aku bisa berkonsentrasi kalau penghuni kelasnya saja ramai seperti pasar gini,” pikirku dalam hati.

Pada saat orientasi inilah aku berkenalan dengan beberapa orang yang sampai akhirnya mereka semua menjadi sahabatku. Sepanjang perjalanan orientasi yang dipandu oleh dua orang moderator bisa dibilang ini adalah orientasi yang membosankan. Mereka berdua menjelaskan tentang sejarah kampus dan segala hal tetek-bengek tentang kampus. Sungguh membosakan padahal aku pikir aku akan mengalami hal yang sama dengan adegan-adengan di sinetron yang sering kulihat yakni orientasi (ospek) yang berhubungan dengan kakak-kakak senior yang jahil-jahil tapi nyatanya justru malah seperti seminar.

Tiga jam mendengarkan kedua moderator itu berbicara ternyata ada satu hal yang membuatku tertarik untuk menyimaknya yakni tentang kegiatan kampus untuk para mahasiswa dan yang mereka sebut dengan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Merasa tertarik saat mereka menyebutkan kata teater. Emm, aku harus ikut nih kegiatan tersebut supaya aku bisa aktif juga untuk kegiatan kampusnya. Jujur saja sejak dulu aku sudah tertarik pada dunia drama dan kini aku harus mencobanya.

Usai sudah masa orientasiku yang membosankan ini, heheheh. Saatnya pulang ke rumah.

“Ayo, silahkan daftar. Silahkan mampir dulu, dijamin tidak akan menyesal. Ayo silahkan daftar.” Kata beberapa mahasiswa beralmamater.

“Ih, ada apa sih tuh rame bener deh,” sahutku pelan. Karena merasa penasaran akhirnya aku samperin juga tuh stannya.

Dengan wajah polos akku bertanya, “ini apa ya kak?”

“Ayo daftar ini untuk kegiatan kampus,” ujar salah satu kakak beralmamater yang rada sedikit memaksa aku untuk mendaftarkan diri.

“Ini ada teaternya nggak kak?” Tanyaku.

“Ini Senat Mahasiswa dek, kita mencakup semua kegiatan di kampus. Ada teater, futsal, dan lainnya yang dijamin nggak akan nyesel deh kalo kamu daftar. Buruan daftar dek, beli formulirnya cuma tiga ribu rupiah ajak kok dan kamu sudah dapat cd dari kita. Di cd itu ada semua penjelasan tentang kegiatan kita. Kalo gak beli sekarang nani kehabisan loh.”

“Ohh gitu ya kak yah,” sahutku.
Karena mereka bilang ada kegiatan teater maka kuputuskan untuk mendaftarkan diri. Dan penjelasan mereka juga membuatku sedikit tertarik dan bertanya-tanya dalam hati, “kegiatan apa sih ini.”

“Yaudah kak, aku daftar yah.” Sambil membuka dompet mengambil uang tiga ribu rupiah.

“Nah gitu dong biar bisa jadi mahasiswa yang aktif. Ini silahkan kamu tulis dulu yah nama, alamat dan nomor telepon yang bisa kami hubungi.” Papar kakak beralmamater.

“Iya…,” sahutku.

Sesampainya aku dirumah….

“Gimana tadi orientasinya? Menyenangkan kan?” Tanya ibuku.

“Lumayan bu, lumayan membosankan,” jawabku sambil cemberut.

“Kok begitu…,” sahut ibuku.

“Ya begitu deh bu, yaudah aku mau istirahat dulu ya bu. Capek nih, istirahat sekalian menyiapkan semua perlengkapan kuliah. Kan besok aku sudah mulai aktif belajar di kelas baru.”

“Yaudah istirahat dulu sana, tapi nanti jangan lupa solat dan makan ya…”

“Baik bu,” sahutku singkat.

Kalau boleh jujur masa orientasi pertamaku itu memang membosankan tapi aku gembira bisa mengikuti orientasinya, dengan melihat wajah-wajah baru dan melakukan hal-hal baru. Aku tak punya pacar saat ini, malah aku baru saja putus dari pacar yang menyebalkan. Masa-masa kuliahku nanti bakal seperti apa ya..? Aku sedikit mengkhayal tentang hal ini, karena sebagian besar orang menyatakan bahwa, kuliah sangat membuat stress dan seringkali membuatmu ingin tinggal di tempat tidur dan menyelimuti kepala. Emm, aku belum bisa membuktikan hal ini karena aku sendiri saja baru kuliah, heheheh… tapi satu hal yang kuyakini bahwa, hari-hari kuliahku nantinnya akan dipenuhi dengan hal-hal yang tak kukenal dan tak terduga. Kuliah adalah masa yang terpusat bagi pikiranku yang muda, untuk belajar cara bereaksi menghadapi tantangan.

“Seperti apa ya nantinya aku saat aku menjalani masa-masa kuliahku ini di kampus yang mereka sebut dengan kampus ecek-ecek,” pikirku dalam hati.






Label: edit post
0 Responses

Posting Komentar